10 Alasan Hotel di Bali Bangkrut & Dijual, Prediksi Tambah Terus!

Diposting pada 29 May 2023

Ada beberapa alasan hotel di Bali bangkrut & dijual seperti dampak Pandemi Covid-19, beban utang, serta persaingan yang ketat. Jadi investasi properti di Bali memang harus siap menghadapi risiko.

Dengan demikian, Anda yang mau buka bisnis hotel di Bali harus punya rencana bisnis dari hulu sampai hilir. Ditambah lagi harus memiliki mitigasi risiko yang bagus. 

Berikut 10 Alasan Hotel di Bali Bangkrut & Dijual

Nah supaya punya risiko mitigasi yang bagus caranya adalah mengenali faktor-faktor hotel di Bali mengalami kerugian sehingga sebagian dijual. Dengan tahu masalahnya, Anda bisa menyusun manajemen risiko terapan. 

Berikut adalah 10 alasan hotel di Bali mengalami kerugian yang lantas dijual:

1. Dampak Pandemi Covid-19: Pandemi Covid-19 telah menghantam industri pariwisata Bali secara signifikan, mengakibatkan penurunan kunjungan wisatawan dan pendapatan hotel yang drastis. Hal ini menjadi faktor utama dalam banyak hotel di Bali mengalami kesulitan finansial dan akhirnya bangkrut atau dijual.

2. Penurunan Kunjungan Wisatawan: Pembatasan perjalanan dan lockdown di berbagai negara menyebabkan penurunan drastis jumlah kunjungan wisatawan ke Bali. Dengan sedikitnya tamu yang menginap, banyak hotel mengalami kesulitan mempertahankan operasional dan menghasilkan pendapatan yang cukup.

3. Tidak Memenuhi Target Pendapatan: Beberapa hotel mungkin menghadapi masalah dalam mencapai target pendapatan yang ditetapkan. Jika pendapatan tidak mencukupi untuk menutupi biaya operasional dan pembayaran hutang, pemilik hotel mungkin memilih untuk menjual properti mereka.

4. Tingkat Persaingan yang Tinggi: Bali memiliki banyak hotel dan akomodasi yang bersaing ketat satu sama lain. Jika hotel tidak mampu bersaing dengan penawaran dan fasilitas yang lebih menarik maka manajemen akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan bisnis mereka.

5. Tidak Optimalnya Pemasaran dan Promosi: Kurangnya strategi pemasaran yang efektif dan promosi yang tepat dapat menyebabkan rendahnya tingkat pemesanan dan keterpakaian hotel. Tanpa jumlah tamu yang cukup, pendapatan hotel menjadi terganggu.

6. Tidak Sesuai dengan Perubahan Permintaan Pasar: Permintaan pasar dapat berubah seiring waktu, terutama dengan munculnya tren baru dan preferensi wisatawan. Jika hotel tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, mereka mungkin kehilangan daya tarik dan pendapatan.

7. Beban Utang yang Berlebihan: Beban utang yang terlalu tinggi dapat menjadi beban finansial bagi hotel. Jika hotel tidak mampu mengatasi utang mereka, mereka mungkin memilih untuk menjual aset mereka sebagai upaya untuk mengurangi beban keuangan.

8. Kehilangan Kemitraan atau Investasi: Beberapa hotel mungkin mengalami kehilangan mitra atau investor yang telah menyokong bisnis mereka. Kehilangan dukungan finansial ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam mempertahankan operasional hotel.

9. Pengelolaan yang Tidak Efisien: Pengelolaan hotel yang tidak efisien, termasuk pengeluaran yang berlebihan dan kurangnya penghematan, dapat mengakibatkan kesulitan keuangan bagi hotel. Dalam beberapa kasus, pemilik hotel memilih untuk menjual properti sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini.

10. Perubahan Strategi Bisnis: Pemilik hotel mungkin memutuskan untuk mengubah arah bisnis mereka atau berinvestasi di sektor lain. Ini dapat menjadi alasan mereka menjual hotel mereka untuk mendapatkan modal yang diperlukan untuk memulai bisnis baru.

Kesimpulan

Itulah 10 alasan hotel di Bali bangkrut dan dijual. Faktor paling menonjol adalah dampak pandemi Covid-19, beban utang, dan persaingan tinggi. Penting bagi calon investor hotel di Bali untuk memiliki rencana bisnis yang komprehensif dan mitigasi risiko yang baik.

ImgWaNow